GIIAS 2019: Proyeksi Mobil Hybrid Toyota di Indonesia

Tech & Otomotif


Catatan tentang regulasi kendaraan listrik; pemerintah seakan gagap di kala Toyota dan kebanyakan produsen telah siap.

“Kita akan mengembangkan mobil-mobil yang memang kita sebut Hybrid EV (HEV) atau PHEV di Indonesia,” -Fransiscus Soerjopranoto, Executive General Manager TAM

Toyota Prius Hybrid
Prius pionir mobil hybrid Toyota. (Foto: Carmudi/Dimas)

Tangerang Selatan– Sejak 1960 kendaraan ramah lingkungan dengan teknologi elektrifikasi sejatinya sudah dimulai. Hingga mulai 1990, Toyota mempercepat Research and Development (R&D) terhadap kendaraan elektrifikasi antara lain Battery Electric Vehicle (BEV), Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), dan Hybrid Electric Vehicle (HEV). Perkembangan pesat tersebut pun akhirnya ditandai oleh kelahiran Toyota Prius pada 1997 sebagai pionir mobil hybrid.

Berbekal konsep Toyota Hybrid System (THS), Prius menjadi kendaraan electric-hybrid pertama yang menjadi duta kendaraan ramah lingkungan. Tak terasa, kini apa yang tertanam di dalam Prius sudah memasuki sistem hybrid generasi ke empat. Teknologi ini kemudian diklaim mampu meningkatkan efisiensi hingga 25 persen dibanding generasi sebelumnya pada angka 40,8 km/liter.

Toyota Prius Hybrid
Toyota Prius Hybrid di Toyota Electrification Day. (Foto: Carmudi/Dimas)

Dengan aplikasi konsep desain Toyota New Global Architecture (TNGA) serta pengembangan THS lainnya, Toyota berhasil melahirkan kendaraan elektrifikasi seperti Toyota Prius Hybrid, Camry Hybrid, dan C-HR Hybrid. Seperti diketahui juga, kecuali Prius Hybrid, kedua mobil tersebut juga sudah dijual di Indonesia.

Langkah berani Toyota sebagai market leader pun berlanjut dengan komitmen yang menghadirkan varian elektrifikasi pada semua model global hingga 2025. Dengan begitu, impak apa yang akan diterima PT TAM selaku agen pemegang merek di Indonesia?

banner-ad

Pertanyaan ini tentu terbesit lantaran pasar Indonesia sangat besar dan jumlah ekspornya tidak main-main.

Prospek Mobil Hybrid Toyota di Indonesia

PT TAM mengakui bahwa kini pihaknya tengah mengembangkan dan fokus pada teknologi hybrid. Teknologi ini diyakini sebagai alternatif guna menyambut masa depan elektrifikasi kendaraan sepenuhnya. Pengembangan ini pun mendapat penegasan dari Fransiscus Soerjopranoto selaku Executive General Manager PT TAM.

“Kita akan mengembangkan mobil-mobil yang memang kita sebut Hybrid EV (HEV) atau PHEV,” ujarnya di Tangerang, beberapa waktu lalu.

Namun, meskipun begitu, pihaknya sendiri mengatakan belum bisa membocorkan model apa itu nantinya. Pria yang juga akrab disapa Suryo ini pun menuturkan bahwa sesuai janjinya, TAM akan meluncurkan 10 model mobil baru pada 2019 ini. Sejauh ini, pihaknya baru meluncurkan total sebanyak enam model baru.

“Kita masih ada 5 bulan, saya bilang akan ada 10 mobil baru berarti masih ada 4 lagi,” tegasnya.

Mobil Hybrid Toyota Siap Bermain di Kelas Medium

Menariknya, saat ditanya soal harga mobil hybrid di Indonesia yang mahal, Suryo mengatakan bahwa Toyota pun sudah siap untuk menghadirkan mobil hybrid yang bermain di kelas medium. Hanya saja, TAM sendiri cuma tinggal menunggu kejelasan dari pemerintah.

“Saat ini langkah yang kita lakukan adalah menunggu dari pemerintah dulu, bagaimana keinginan pemerintah ke depannya, mengenai model implementasi hybrid itu baru perencanaan kita berikutnya,” paparnya.

Toyota C-HR
Toyota C-HR hybrid coba bentuk citra baru mobil hybrid. (Foto/Carmudi)

Citra mobil hybrid yang identik dengan konsumen dewasa, mature, hingga kalangan ekonomi menengah ke atas berusaha didobrak TAM. Upaya memasyarakatkan teknologi mobil hybrid pun terus dilakukan, contohnya adalah C-HR Hybrid. Mobil crossover semi SUV ini pun disebut sebagai wujud upaya awal tersebut.

“Makanya kita perkenalkan C-HR Hybrid dengan spesial price, selisihnya cuma Rp30 juta, jadi itu inisiatif dari Toyota yang lebih memasyarakatkan hybrid,” jelas Suryo ke awak media.

Tingkat keberhasilannya pun patut disorot karena C-HR dinilai masih berada di harga Rp523 juta hingga Rp524 juta. Harga tersebut tentu dinilai masih kurang “memasyarakat”. Namun, menurut Suryo, justru bila dibandingkan saudaranya, Toyota Camry Hybrid yang sudah eksis lebih dulu angka penjualan C-HR Hybrid kini boleh diadu.

“Sekarang C-HR Hybrid jualannya lebih besar daripada Camry Hybrid, sekarang rata-rata 70 unit per bulan,” tuturnya.

“Jadi kalau kita lihat, dulu costumer yang suka hybrid lebih dewasa, mature, punya uang, dan concern terhadap lingkungan, tapi sekarang anak muda juga suka hybrid karena dianggap teknologi kekinian,” imbuhnya.

Toyota Camry Hybrid vs Non Hybrid
Toyota Camry Hybrid vs Non Hybrid

TAM Bukan Menunggu Perpres Kendaraan Listrik

Seperti yang sempat disinggung sebelumnya, TAM mengatakan tinggal menunggu lampu hijau dari Pemerintah perihal regulasinya. Meskipun TAM merupakan market leader namun pihaknya mengutarakan tidak pernah mengusulkan skema pajak apapun. Bahkan pada kesempatan ini Suryo menjelaskan bahwa pihak produsen (APM) tidak pernah berhubungan langsung dengan pemerintah.

“Toyota enggak pernah mengusulkan (skema pajak), maker tidak pernah berhubungan langsung dengan pemerintah, melainkan melalui asosiasi Gaikindo,” ujarnya.

Seperti yang diketahui banyak pihak, Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sempat menjanjikan bahwa regulasi kendaraan listrik terbit Juli. Suryo juga menganjurkan agar semua pihak menunggu dengan sabar aturannya diteken.

“Mungkin habis momen GIIAS ini akan diluncurkan, atau aturannya akan ditandatangani, katanya menteri-menteri terkait sudah paraf tinggal tunggu Presiden teken saja, kita tunggu,” jelas Suryo.

Hanya saja TAM menjelaskan bahwa yang ditunggu bukan Perpres-nya melainkan Petunjuk Pelaksanaan Teknis (Juklak Teknis) sebagai pedoman implementasi industrinya.

“Masih ada PR-nya yaitu Juklak Teknis, nah, ini yang ditunggu sebagai APM, APM tidak menunggu Peraturan Presidennya tapi yang ditunggu adalah Juklak Teknisnya sebagai pedoman pelaksanaan kita dalam implementasi hybrid,” pungkasnya. (dms)