Indahnya Hamparan Bunga Celocia Garden di Aceh

Food & Travel


 

Aceh – Di Aceh ternyata ada padang penuh bunga canola yang terhampar luas bak karpet. Nah, tak perlu jauh-jauh ke Pahalgam, di Kabupaten Aceh Jaya, Desa Alue Pit, Kecamatan Panga. Celocia Garden. Begitulah Kaisar, pemilik kebun menamakan destinasi wisata yang baru empat bulan dikelolanya itu.
Taman bunga seluas 1 hektare ini berada tepat di pinggir jalan lintas Meulaboh-Banda Aceh, tepatnya Jalan Teuku Umar. Berbeda dengan Pahalgam yang diisi oleh bunga canola, di taman ini terhampar bunga jenis celocia dengan tiga jenis warna, orange, kuning, dan merah.
Tidak tanggung-tanggung, Kaisar mendatangkan bibit bunga langsung dari Pattani, Thailand bagian selatan. Taman bunga celocia miliknya mendadak viral dalam beberapa hari ini.”Sekitar empat bulan lalu saya kelola, tapi viralnya baru tiga hari ini,” ungkap Kaisar dikutip dari Liputan6.com, Selasa malam (1/1/2018).
Para pengunjung membludak seketika. Hari ini saja, sekitar 500 pengunjung datang ke taman bunga miliknya, dari awalnya yang hanya 100 pengunjung.Mayoritas para pengunjung adalah warga Aceh. Meski begitu, tidak sedikit pula datang dari luar Aceh. Mereka tertarik datang setelah taman bunga milik Kaisar viral di media sosial.”Setahu saya ada dari Medan, Sumatera Utara, bahkan ada yang dari Jawa. Mulai membeludak sejak 29 Desember,” ujar lulusan fakultas hukum tersebut.
Kaisar memberlakukan tiket masuk untuk para pengunjung dewasa, tapi tidak untuk anak-anak. Namun demikian, Rp 10 ribu sangat murah dibanding kepuasan yang akan didapat.
Hanya dengan 10 ribu, para pengunjung dapat berfoto sepuasnya. Celocia Garden dibuka enam hari selama seminggu, kecuali hari Jumat, sejak pukul 08.00 pagi hingga pukul 18.00 sore.
Dari pantau saat itu para pengunjung tampak berswafoto ria di antara jejeran bunga warna-warni. “Ada sensasi luar negeri ala lokal ketika melihat hamparan bunga di Celocia Garden,” kata Santi.
Bunga-bunga di Celocia Garden disusun tiga barisan untuk satu jenis warna. Tiap barisan dipisah oleh ruang yang dapat dilewati, sehingga para pengunjung bisa berdiri di tengah hamparan bunga warna-warni, dan ‘cklik’ foto dengan background seperti di film Dilwale Dulhania Le Jayenge pun jadi.
Ide gila Kaisar menggarap lahan keluarga menjadi taman bunga pernah ditolak. Terjadi diskursus yang alot antara konsep pekerjaan yang dianggap feminin dan maskulin.
“Karena di Aceh ini, menanam bunga (bagi lelaki) sangat langka dan aneh,” kata sarjana hukum UIN Ar-Raniry Banda Aceh itu.
Idenya tersebut didapat saat berkunjung ke beberapa negara. Kaisar berpikir keras, bagaimana membangun taman bunga dengan konsep taman bunga tulip seperti di Eropa tanpa harus menggunakan bunga yang banyak ditemukan di Belanda itu.
Dari awal pembibitan hingga bunga tumbuh mekar memerlukan waktu 5 hingga 6 bulan. Dalam waktu tersebut, Kaisar melakukan penyemaian kembali, sehingga bunga-bunga tersebut tetap tumbuh bermekaran.
Belakangan, pria kelahiran Aceh Jaya 12 Desember 1990 ini berhasil membuktikan kepada keluarga bahwa dia berhasil, dengan idenya tersebut. Bagi Kaisar, kesuksesan tergantung pada diri masing-masing.
“Saya ingin membuka mata bahwa peluang kerja untuk membangkitkan ekonomi masyarakat bisa dari segi apapun. Tergantung pada diri kita masing-masing,” ucap Kaisar menambahkan. (L6/wan)