Penulis: Santo Evren
Jakarta – Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) belum lama ini memproyeksikan tahun ini penjualan mobil berada di angka 1,1 juta unit. Sedangkan Asosiasi Sepeda Motor Indonesia (AISI) memprediksi penjualan sepeda motor baru masih berada di kisaran 6,3 juta unit.
Ini tidak jauh berbeda seperti pencapaian tahun lalu. Dari target yang ditentukan bisa dikatakan pasar otomotif tahun ini diperkirakan stagnan. Meski begitu bukan berarti angka penjualan tahun ini akan turun, ada kemungkinan naik walaupun hanya sedikit.
Melihat dari kacamata perusahaan pembiayaan seperti Adira Finance, diprediksi tahun ini nasabah yang melakukan pembelian kendaraan secara kredit mengalami peningkatan. Tentunya hal itu berimbas pada tumbuhnya angka penjualan kendaraan secara nasional.
“Saya pikir pasti akan meningkat karena juga pertumbuhan ekonomi diatas 5 persen. Jadi saya yakin pertumbuhan penjualan akan meningkat. Nah kalau Adira Finance, kita mau meningkat secara market. Caranya bagaimana? Ya tentunya berkompetisi lebih bagus, diproses, sehingga kita lebih banyak mendapat konsumen,” Hafid Hadeli selaku Direktur Utama Adira Finance, di Jakarta (18/2).
Tahun lalu sambung dia, Adira Finance menangani sekira 54 persen nasabah yang mengajukan cicilan pembelian sepeda motor, dan 44 persen mobil. “Tahun ini diperkirakan angkanya enggak beda-beda jauh kalaupun bergeser sekira 1 sampai 2 persen,” tambah dia.
Tantangan Tahun Ini
Secara umum masing-masing portofolio yang dimiliki oleh Adira Finance seperti pembiayaan sepeda motor baru, dan lama serta mobil baru dan bekas mengalami pertumbuhan di 2018.
Pertumbuhan paling signifikan berasal dari pembiayaan mobil baru sekira 26 persen sedangkan di sepeda motor motor baru tumbuh 20 persen.
Memasuki 2019 sejumlah strategi telah disiapkan oleh perusahaan termasuk memperkecil angka tunggakan pembayaran angsuran mengingat tahun ini suku bunga tinggi.
“Tantangannya suku bunga lebih tinggi dari pada tahun lalu, sehingga mempengaruhi kemampuan orang membayar cicilan pinjaman karena bunga naik kurang lebih 1,5 persen di banding awal 2018,” papar Hafid.(dol)