Tanara Jadi Wilayah Pertama Penerapan Wisata Religi di Banten

Food & Travel


Masterplan pengembangan wisata religi mulai diterapkan di Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang, Banten. Hal itu seiring dengan diluncurkannya rencana induk tersebut. 

Masterplan diterapkan sekaligus rencana penataan pencahayaan Masjid Agung Penata, dan konsep pengembangan Wisata Tirta Kalimati-Ciujung. Peluncuran masterplan wisata religi tersebut menandai mulai dikembangkannya wisata religi di Kabupaten Serang dari Tanara.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan untuk memulai pengembangan wisata religi Syekh Nawawi Albantani di Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang. “Untuk mewujudkan rencana tersebut Kemenpar berkerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Bukan itu saja, juga melibatkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang. Ada tiga hal yang harus diselesaikan tahun ini yakni, pembuatan masterplan yang hari ini kita luncurkan, pengembangan wisata religi, dan pengembangan wisata sungai di Kalimati,” kata Arief Yahya.

Dalam rencana tersebut akan dibangun wisata air Syekh Nawawi Albantani atau Kalimati di Kecamatan Tirtayasa. Konsep yang digunakan adalah revitalisasi sungai yang akan dijadikan objek wisata islami. Revitalisasi segera mulai oleh Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian (BBWSC3) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). 

Sementara itu dukungan Kemenpar untuk pengembangan wisata religi ini adalah  pengembangan destinasi, melakukan promosi wisata, serta pembinaan sumber daya manusia (SDM). Menpar menyatakan, Provinsi Banten memiliki banyak lokasi wisata religi di antaranya Ponpes An Nawawi Tanara yang diharapkan setelah ditata lebih baik akan lebih mendorong kunjungan wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. 

banner-ad

“Wisata religi di Tanara sebagai tempat kelahiran Syekh Kyai Muhammad Nawawi Bin Umar banyak diminati wisatawan,” kata Arief Yahya.

Baca juga: 3 Hal Ini Menjadi Faktor Pariwisata Papua Barat Masih Minim Wisatawan

Pengembangan wisata religi tidak hanya di Tanara

Wisata Religi
Masjid Agung Penata (Dok: Kemenpar).

Menpar Arief Yahya menjelaskan, dalam masterplan pengembangan wisata religi tidak hanya di Tanara saja. Ia mengatakan ada banyak tempat lain disana dengan tujuan agar wisatawan yang berkunjung ke Serang dan Banten memiliki waktu lama tinggal lebih lama. 

“Kita harapkan wisatawan yang berkunjung ke Provinsi Banten bisa mencapai 8 hari. Hal itu sesuai standar nasional karena banyak destinasi wisata religi yang dapat dikunjungi. Sebelumnya akan kita tata agar lebih menarik,” kata Arief Yahya.

Sementara itu Kasepuhan Kesultanan Banten Ratu Bagus Hendra Bambang Wisanggeni Soerjaatmadja berharap ke depan Provinsi Banten akan berjaya dengan wisata religinya. Selain daripada menciptakan lapangan kerja, meningkatkan indeks kebahagiaan masyarakatnya, juga melestarikan budaya.

“Kami berharap wisata religi di Banten dikembangkan secara komprehensif,” kata Ratu Bagus Hendra Bambang Wisanggeni Soerjaatmadja.  

Hal senada juga disampaikan Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah yang menyatakan, pengembangan wisata religi Syekh Nawawi Albantani di Tanara menjadi awal dari pengembangan wisata religi di Kabupaten Serang, Banten. 

“Untuk mengembangkan wisata religi di Serang harus didukung masyarakat. Kita berharap pengembangan wisata religi ini dapat mengurangi pengangguran sekaligus meningkatkan indeks kebahagian masyarakat,” tutup Ratu Tatu Chasanah.

Baca juga: Gaet Wisman, Menpar Ajak Pengusaha Majukan Wisata Kuliner dan Belanja di Indonesia

Syekh Nawawi merupakan ulama dunia

Wisata Religi
Kawasan Banten ditetapkan jadi wisata religi (Dok: Kemenpar).

Syekh Nawawi merupakan ulama dunia dari Banten pernah menjadi Imam Besar di Masjidil Haram, Arab Saudi. Ia diketahui merupakan guru Kiai Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama (NU). 

Ia bergelar al-Bantani karena berasal dari Banten, Indonesia. Sejak berusia lima tahun, Syekh Nawawi sudah mulai belajar ilmu agama Islam langsung dari ayahnya. Bersama saudara-saudara kandungnya, Syekh Nawawi mempelajari tentang pengetahuan dasar bahasa Arab, fiqih, tauhid, al-Quran dan tafsir. 

Pada usia delapan tahun bersama kedua adiknya, Tamim dan Ahmad, Syekh Nawawi berguru kepada K.H. Sahal, salah seorang ulama terkenal di Banten saat itu. Kemudian melanjutkan kegiatan menimba ilmu kepada Syekh Baing Yusuf Purwakarta.

Di usianya yang belum genap lima belas tahun, Syekh Nawawi telah mengajar banyak orang, sampai kemudian ia mencari tempat di pinggir pantai agar lebih leluasa mengajar murid-muridnya yang kian hari bertambah banyak. Baru setelah usianya mencapai lima belas tahun, Syekh Nawawi menunaikan haji dan kemudian berguru kepada sejumlah ulama masyhur di Mekah saat itu.

Syekh Nawawi berhasil menyelesaikan sekitar 115 kitab berisikan ilmu tauhid, fiqh, dan hadist serta menafsirkan kitab kuning yang hingga saat ini menjadi rujukan para ulama dan pesantren di nusantara hingga mancanegara. 

Baca juga: Sail Nias 2019 Bantu Dorong Pariwisata Sumatera Utara Naik Kelas

Banten memang sudah lama diproyeksikan akan menjadi wisata religi di Indonesia. Dengan adanya masterplan ini perkembangan wisata religi tersebut akan menjadi lebih terarah ke depannya. Kita tunggu saja! (Editor: Winda Destiana Putri).