Pemerintah Genjot Ekspor Produk Otomotif

Tech & Otomotif


Toyota Indonesia
Pengiriman unit kendaraan roda empat merek Toyota buatan Indonesia. Foto/Carmudi Indonesia.

Jakarta – Industri otomotif masih menjadi salah satu sektor andalan sekaligus penyumbang pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Pemerintah terus mendorong supaya pabrikan otomotif menambah investasi di Indonesia.

Panambahan jumlah produk yang diproduksi juga menjadi harapan pemerintah. Ini agar pabrikan otomotif tidak hanya bisa memenuhi pasar domestik tapi juga ekspor.

“Saat ini, industri otomotif kita punya kapasitas 2 juta unit per tahun, sementara untuk kebutuhan domestik 1,1 juta unit, dan ekspor 300 ribu unit, maka sisanya bisa dimanfaatkan untuk menambah ekspor,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam keterangan resminya.

Terkait hal itu, Kementerian Perindustrian telah membahas dengan Kementerian Keuangan untuk memperbaiki struktur Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). “Kalau nanti perjanjian kerja sama dengan Australia sudah ditandatangani, pasar ekspor di sana sebesar 1,2 juta unit bisa kita dorong,” ucapnya.

Hyundai Mau Dirikan Pabrik Mobil Listrik di Indonesia

Bujukan pemerintah Indonesia terhadap pengusaha otomotif raksasa asal Korea Selatan, Hyundai berbuah manis. Hyundai berencana untuk berinvestasi dengan sebesar 880 juta dolar Amerika Serikat, setara Rp12,75 triliun.

Rencananya dana tersebut akan digunakan Hyundai untuk membangun pabrik dan memproduksi mobil listrik di Tanah Air. Hal ini diungkapkan langsung oleh Harjanto Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

banner-ad

Harjanto menambahkan bahwa nantinya pabrik Hyundai memiliki kapasitas produksi sebanyak 250 ribu unit per tahun, termasuk mobil listrik. Mobil-mobil yang diproduksi di sana tidak hanya diperuntukkan bagi pasar domestik saja tapi juga ekspor.

“Sekira 53 persen mobil Hyundai diusulkan untuk diekspor ke ASEAN dan Australia, sedangkan sisanya sekira 47 persen diperuntukkan bagi pasar lokal,” kata Harjanto.

Saat ini pemerintah Indonesia terus berusaha agar kendaraan listrik bisa secapat mungkin beroperasi di Indonesia dan dijual dengan harga terjangkau minimal sama seperti harga kendaraan bensin. Salah satu langkah nyata dari pemerintah yaitu mengizinkan Tsingshan group, perusahaan stainless steel asal Tiongkok, untuk memproduksi baterai litium di Morowali, Sulawesi Tengah. Peletakkan batu pertamanya akan dilakukan pada 11 Januari mendatang.(dol)